
Di tengah kesibukan Ramadhan kemarin, mantan penyanyi anak-anak
spesialis religi, Sulis, menyempatkan menengok anak-anak didiknya di
sekolah alam SGBI di Sawangan, Depok.
Bukan hanya mengajar menyanyi. Di sekolah dengan luas 1,3 hektar itu, Sulis juga menjabat Kepala Sekolah dan Kepala Yayasan.
“Cita-citaku ingin jadi pendidik. Ingin mengajar. Ingin menciptakan
satu generasi baru Indonesia yang benar-benar cinta Indonesia,
antikorupsi, dan menjunjung tinggi kebudayaan serta nilai-nilai
ke-Indonesia-an. Nah sekaranglah kesempatanku untuk mewujudkan itu.
Alhamdulillah semua mendukung,” cerita Sulis.
”Di sekolah ini aku dipercaya sebagai kepala sekolah. Jadi di samping
fokus pada anak-anak, aku juga mengontrol para guru,” tambahnya.
Untuk mendekatkan anak-anak dengan budaya Indonesia, bangunan
sekolahnya disesuaikan dengan rumah-rumah adat di Indonesia. “Jadi
mereka bisa tahu kalau budaya Indonesia sangat kaya,” pungkasnya.
Ini tahun pertama SGBI beroperasi dengan jumlah siswa 26 anak.
“Kalau sekolah alam, tidak bisa terlalu banyak muridnya,” jelas bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sumadi-Siti Satinem ini.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional dengan metode
pengajaran yang mengadaptasi sekolah-sekolah internasional yang berbasis
akhlak. Salah satunya metode fun and active learning, begitu kata
Sulis.
“Anak-anak, kan senang bermain. Mereka senang menari dan nyanyi. Nah,
karena masanya mereka seperti itu, menurutku lagu itu media yang paling
efektif untuk menyampaikan nilai-nilai positif buat mereka. Di sini
anak-anak bisa lebih aktif belajar, bisa langsung praktik juga. Bisa
tunjuk mana daun, mana pohon, dan lainnya. Mereka bisa langsung pegang,
lihat, dan rasakan. Ade kegiatan outbound, berenang, dan menanam juga,”
bilangnya.
Modal untuk mendirikan SGBI memang besar. Sulis mendapat bantuan dana dari teman-temannya.
“Alhamdulillah ada bantuan,” Sulis bersyukur.
Menghadapi anak-anak kecil, Sulis tidak mengalami kesulitan.
Kebetulan citra Sulis di mata anak-anak sudah baik. Jadi, tiap kali ia
datang ke sekolah, anak-anak bisa dipastikan sangat senang.
“Kalau murid sudah senang pada gurunya, biasanya transfer ilmunya
lebih gampang. Yang menarik lagi, anak-anak kecil itu jujur dan tulus.
Nah, kami guru-guru mencoba memfasilitasi ide-ide mereka. Aku dipanggil
'Kak', bukan ‘Ibu’,” ungkap Sulis.
Sumber :http://www.tabloidbintang.com/berita/polah/15720-wow-sulis-menjadi-kepala-sekolah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar