
Selamat datang di Blog explore Ilmu, kali ini Blog explore ilmu akan membahas tentang Kebaikan Jiwa, Bagaimana Itu Kebaikan Jiwa mari kita explore pada artikel di bawah ini :
Seorang laki-laki datang kepada Ibrahim bin Adham. Beliau termasuk salah satu dokter untuk penyakit hati.
Orang itu berkata kepadanya, “Sungguh, saya telah menjerumuskan diri
saya ke dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, tolong berikan kepadaku
resep untuk mencegahnya.
Ibrahim bin Adham berkata kepadanya, “Jika engkau mampu melakukan lima hal, engkau tidak akan menjadi ahli maksiat.”
Orang itu berkata –dia sangat penasaran untuk mendengarkan
nasihatnya, “Tolong ungkapkan apa yang ada di benakmu wahai Ibrahim bin
Adham!
Ibrahim bin Adham berkata, “Pertama, jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah, maka janganlah engkau makan sedikit pun dari rezeki-Nya.
Orang itu heran kemudian di bertanya, “Bagaimana engkau bisa
mengatakan hal itu wahai Ibrahim. Padahal semua rezeki berasal dari sisi
Allah.
Ibrahim berkata, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah
pantas engkau makan rezeki-Nya padahal engkau berbuat maksiat
kepada-Nya?” Laki-laki itu menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang
kedua wahai Ibrahim?”
Ibrahim bin Adham berkata, “Kedua, jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah, maka janganlah engkau tingggal di negeri-Nya.”
Orang tersebut terheran-heran melebihi yang pertama, kemudian dia
berkata, “Bagaimana anda bisa mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal
semua negeri ini milik Allah?”
Ibrahim menjelaskan kepada-Nya, “Jika engkau telah menyadari hal itu,
maka apakah pantas engkau tinggal di negeri-Nya padahal engkau berbuat
maksiat kepada-Nya?” Laki-laki itu menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu
apa yang ketiga, wahai Ibrahim?”
Ibrahim bin Adham berkata, “Ketiga, jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah, maka carilah tempat di mana Allah Ta’ala tidak dapat melihatmu, lalu berbuatlah maksiat di tempat itu!”
Orang itu berkata, “Bagaimana engkau bisa mengatakan hal itu wahai
Ibrahim, padahal Allah Maha mengetahui segala perkara yang rahasia (dan
yang tersembunyi)? Dia dapat mendengar merayapnya semut pada batu besar
yang keras di malam yang gelap.”
Ibrahim berkata kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau berbuat maksiat kepada-Nya?
Orang itu berkata, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang keempat, wahai Ibrahim?”
Ibrahim bin Adham berkata, “Keempat, jika Malaikat Maut datang mencabut nyawamu, maka katakanlah kepadanya, “Tundalah kematianku sampai waktu tertentu!”
Laki-laki itu berkata, “Bagaimana engkau bisa mengatakan hal itu, padahal Allah telah berfirman:
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ (34)
“Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaatpun dan tidak dapat (pula) mempercepatnya.” (QS. Al-A’raf: 34)
Ibrahim berkata, “Jika engkau telah menyadari hal itu, mengapa engkau
masih mengharapkan keselamatan?” Orang itu menjawab, “Iya. Lalu apa
yang kelima wahai Ibrahim?”
Ibrahim bin Adham berkata, “Kelima, Apabila Malaikat Zabaniyah mendatangimu untuk menyeretmu ke Jahannam, maka janganlah engkau ikut mereka.”
Belum sampai orang itu mendengarkan nasihat yang kelima, dia berkata
sambil menangis, “Cukup, wahai Ibrahim. Aku memohon ampun kepada Allah
dan bertaubat kepada-Nya.”
Akhirnya orang itu senantiasa beribadah sampai meninggal dunia.
*****
Sumber : Hiburan Orang-Orang Sholih, Muhammad Amin Al-Jundi, hal, 85-87. Penerbit : Pustaka Arafah. Ditulis dengan sedikit perubahan kata.
Ditulis oleh dr. Muhaimin Ashuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar