Jumat, 19 Agustus 2011

waktu itu bagaikan pedang





waktu itu bagaikan pedang

Waktu itu bagaikan pedang, jika kita tidak berhati-hati dalam menjalani waktu maka waktu akan menebas kita
Wahai para remaja Islam janganlah kita menyia-nyiakan waktu yang kita miliki, waktu itu terlalu berharga untuk di sia-siakan umtuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apa yang akan kita dapat dengan hal-hal yang tidak bermanfaat? Jawabannya jelas “tidak ada”….. namum begitu masih banyak remaja muslim yang menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat,
Bagaimana mungkin seorang yang menyia-nyiakan waktu bias bermuamalah dan mengemban risalah dalam kehidupannya? Wahai remaja Islam disitulah titik perubahan kita seharusnya terjadi, yaitu menjadi seorang muslim yang adil terhadap waktu yang dimilikinya, karena semua aktivitas kita itu akan dicatat dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. 
Sejatinya seorang muslim adalah pengemban risalah dalam kehidupan,
olehkarenanya hendak-lah bermuamalah dengan akhlaq yang mulia nan tinggi,
dengannya niscaya jelaslah kemuliaan seorang muslim dari yang lainnya.
Sekecil apapun perbuatan kita itu akan ada balasannya untuk kita, sekecil apapun perubahan kita ke arah yang lebih baik, maka itu jauh lebih bermanfaat fan perubahan itu haruslah muncul dari dalam diri kita.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka.” (QS. Ar-Rad: 11)
Jika kita ingin menjadi remaja Islam yang lebih baik lagi maka kita harus berusaha sebaik mungkin untuk menjadikan diri kita lebih baik. Oke! Kita ambil contoh; jika kita lapar, apa kekenyangan itu akan tiba-tiba ada jika kita tidak makan? Tentu tidak..! karena semua itu harus ada usahanya. Demikian juga dengan perubahan, perubahan itu akan ada jika kita mau merubahnya, tapi kita harus ingat perubahan yang dimaksud adalah perubahan kearah yang lebih baik.
Wahai remaja Islam jika kita tidak mau di tebas oleh waktu, maka kita harus bisa memanfaatkan waktu se-efektif mungkin untuk hal yang bermanfaat sesuai syariat Islam. Betapa banyak diatara kaum muslim yang masih terlena oleh waktu, apakah kita ingin menjadi salah satu diantara mereka? Tentu kita tidak mau menjadi salah satu diantara mereka.
Sebagai remaja masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Ya salah satunya dengan belajar.. apa itu cukup?
Tentu tidak, karena belajar memang sudah merupakan suatu kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim, tambahannya yaitu dengan melakukan aktifitas-aktifitas sunah lainnya.
Selain dari itu kewajiban lainnya sebagai seorang muslim ialah mengemban risalah. Apakah kita mau menjadi seorang muslim yang hanya sibuk dengan urusan duniawinya? Karena hidup di dunia ini bagaikan sebuah jembatan yang akan membawa kita pada kehidupan akhirat yang kekal, seharusnya kita mengefektifkan waktu bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk mencari bekal sebaik-baiknya untuk kehidupan akhirat kelak
Tatkala seorang muslim bisa mengatur waktu maka waktu itu akan berjalan mengikutinya, meskipun terdapat batasannya ketika Allah berkehendak lain. Tetapi jika seorang muslim tidak bisa  mengatur waktu, maka bersiaplah untuk di tebas oleh waktu.
Tenaga yang kita miliki hendaknya kita gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, untuk membantu teman yang sedang kesusahan, untuk berdakwah, dan lain sebagainya. Pemikiran yang kita miliki hendaknya kita gunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, kita gunakan pemikiran kita sebagai penguat keimanan kita juga. Begitupun halnya dengan waktu hendaknya kita gunakan waktu untuk pengabdian kita pada Allah.
Apapun akan lapuk, siapapun akan tercacah. Begitu tajamnya waktu, sehingga bumi dan langit sekalipun takkan mampu menahan tebasan pedangnya. Mereka berdua pun bisa luluh. Tetapi Allah pastilah selalu memberi penawar atas teka-teki yang ia sodorkan itu. Allah pun bersumpah.
\”Demi waktu…sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang punya iman, berbuat kebaikan, memberi nasehat tentang kebenaran dan kesabaran.\” (QS. al-Ashr: 1-3)
Rangkuman isi pesan Allah itu terbungkus oleh lorong waktu yang bernama kesabaran. Dan nasehat adalah percakapan hati yang mengisi waktu kita sepanjang masa. Karena esensi nasehat adalah kata..atau ayat cinta yang menguatkan iman. Begitulah Allah berusaha menuntun jawaban atas teka-tekinya dengan penuh keyakinan, kepada kita.
Sikap seorang Muslim terhadap waktu dapat diibaratkan dengan sikap seorang ksatria terhadap pedang andalannya. Semakin sering berlatih dan bertempur, maka ia akan semakin berpengalaman dan semakin berkualitas permainannya, akhirnya semakin sulit dikalahkan. Namun demikian menjadi ksatria andalan tidak menjadikannya terlena, lengah, sombong, dan mengurangi latihan. Justru sebaliknya, ia makin meningkatkan kewaspadaan dan berlatih diwaktu senggang agar ia selalu tangguh dan siap sewaktu bertempur di medan perang.
Ingatlah waktu itu selalu bergerak tanpa pernah berhenti untuk menunggu kita


Tidak ada komentar: